Perpaduan Dua Kebudayaan
Indonesia Bersatu di Pernikahan Kahiyang-Bobby dan Menjadi Pesta Rakyat
SOLO, KOMPAS.com - Presiden Joko
Widodo (Jokowi) menikahkan putrinya, Kahiyang Ayu,
dengan Bobby Nasution pada Rabu, 8 November 2017. Pernikahan berlangsung di
Graha Saba Buana Solo, Jawa Tengah.
Konsep pernikahan Bobby Afif
Nasution dan Kahiyang Ayu menuai apresiasi. Pesta pernikahan tidak hanya
menjadi momentum kebahagiaan dua sejoli yang diikat tali cinta, melainkan juga
perayaan kebudayaan sekaligus kebinekaan di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan,
pernikahan tersebut seperti pesta rakyat. Lantaran, acara dihadiri seluruh
lapisan masyarakat.
"Kita menyaksikan selayaknya
pesta rakyat yang dihadiri dari tukang becak, tetangga, hingga pejabat negara
yang datang, tapi pestanya tetap teratur rapi. Semua sederhana dari undangan,
pesta, dan sajiannya. Spirit-nya adalah membangun
kebersamaan," ujarnya. Sekitar 8.000 undangan hadir dalam acara pernikahan
tersebut. Pejabat, politikus, keluarga, hingga tetangga menghadiri acara yang
digelar dari siang hingga malam hari hari.
Ini pesta rakyat yang benar-benar pesta rakyat untuk
rakyat. Kemudian kirab yang tadi itu kan merupakan pesta budaya juga, sekalian
pesta rakyat, pernikahan ini benar-benar ingin mengekspresikan
kebinekaan di dalam sebuah formasi pernikahan, bagaimana tidak, meski rangkaian
pernikahan dilangsungkan menggunakan adat Solo, namun unsur kebudayaan lain di
tanah air turut dimasukkan ke dalamnya.
Salah satunya yakni penggunaan
busana adat penerima tamu. Mulai dari pakaian daerah Sumatera Utara, Bali, DKI
Jakarta, Kalimantan hingga Nusa Tenggara Timur, dikenakan oleh para penerima
tamu yang terdiri dari personel TNI-Polri wanita.
Apalagi setelah resepsi ini, akan ada
lagi resepsi yang digelar pengantin pria. Acara itu dilaksanakan di Sumatera
Utara. Sungguh membuat kami tidak sabar melihat pesta kebudayaan berbalut pesta
perkawinan di sana.
Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) Agus Rahardjo juga mengapresiasi pesta pernikahan Bobby-Kahiyang
yang kental dengan rasa budaya Indonesia, khususnya Jawa.
"Saya lihat dari sisi ada
upaya Beliau (Presiden) memelihara budaya (Jawa) dengan ada acara siraman,
midodareni dan lain-lain. Walaupun secara keseluruhan ada unsur Indonesia, tapi
jangan budaya lokalnya dihilangkan, harus dilestarikan," ujar dia.
Agus juga kagum atas
kesederhanaan pesta pernikahan anak Presiden ini. Ia berharap, pernikahan
Bobby-Kahiyang menjadi contoh ketika pejabat menikahkan anaknya.
Pernikahan Kahiyang-Bobby, Merayakan Kebinekaan ala "Kids Zaman Now"
Bagus untuk 'Kids
Zaman Now'
Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono juga mengapresiasi pelaksanaan pesta
pernikahan Bobby-Kahiyang yang dia nilai sebagai pesta sederhana namun besar.
Apalagi, pemberitaan pernikahan
ini tidak pernah berhenti memenuhi media massa, baik cetak, radio hingga
elektronik. Hal ini baik untuk mengampanyekan kebudayaan Indonesia, unsur
penting dalam pernikahan putri Presiden ini.
"Menurut saya ini untuk
memelihara budaya kita. Ini penting, apalagi untuk 'kids zaman now' ya. Ada
cara (kampanye budaya). Enggak perlu lagi baca bukum cukup tau nonton
saja," ujar Basuki.
Ini pesta rakyat yang benar-benar pesta rakyat untuk rakyat. Kemudian kirab yang tadi itu kan merupakan pesta budaya juga, sekalian pesta rakyat, pernikahan ini benar-benar ingin mengekspresikan kebinekaan di dalam sebuah formasi pernikahan, bagaimana tidak, meski rangkaian pernikahan dilangsungkan menggunakan adat Solo, namun unsur kebudayaan lain di tanah air turut dimasukkan ke dalamnya.
Pernikahan Kahiyang-Bobby, Merayakan Kebinekaan ala "Kids Zaman Now"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar