Tahun
ini adalah semester di mana kami sedang melakukan Kuliah Kerja Praktek (KKP).
Jadi, di semester ini kami mempraktikkan teori yang selama ini kami pelajari di
kelas. Seperti KKP pada umumnya, melalui sebuah proposal yang sudah disiapkan
oleh pihak kampus, kami disuruh mencari perusahaan di mana kami bisa melakukan
KKP. Bagi sebagian teman yang tidak bekerja, mereka akan sibuk mencari
perusahaan untuk melakukan KKP. Bagi yang sudah kerja seperti saya dan teman
yang lainnya, kami tak perlu lagi mencari perusahaan untuk melaksanakan KKP.
Sambil nyari duit ya kami sekalian KKP.
KKP
sendiri diadakan agar mahasiswa dapat mengerahkan seluruh kemampuan
akademiknya, sekaligus mempraktikkannya. Lebih dari itu KKP berfungsi juga
sebagai pengenalan dunia kerja yang sesungguhnya kepada mahasiswa. Jadi, secara
tak langsung pengalaman KKP ini dapat menjadi bekal bagi mahasiswa untuk
menghadapi dunia kerja setelah nanti lulus kuliah.
Tapi
sekalipun sangat bermanfaat, ada saja mahasiswa yang malas melakukan KKP. Dari beberapa hasil dengar dan lihat saya,
ada saja mahasiswa yang merekayasa KKP-nya. Contohnya seperti KKP di kafenya
teman, atau di perusahaan yang ada kenalan. Keuntunganya?Mereka tak perlu
datang untuk KKP, tahu-tahu nanti di laporannya sudah tercantum tanda tangan
atasan selama KKP, cap perusahaan serta laporan selama KKP.
Terserahlah
itu gimana mereka aja. Tapi ada beberapa hal mungkin harus saya share kenapa
kita harus serius dan melihat KKP ini sebagai peluang emas bagi kita yang belum
selesai kuliahnya. Tentu saya tidak sekedar memberi pandangan, tapi saya akan
tuliskan beberapa pengalaman yang saya tahu, di mana KKP dapat menjadi jembatan
emas untuk masa yang akan datang.
1.
Kesempatan untuk Bekerja di Perusahaan Impianmu
Kalau
bukan karena harus cari uang, saya sendiri akan memanfaatkan momen ini untuk
melaksanakan KKP di perusahaan impian saya. Misalnya Kompas. Memang sih belum
tentu diterima, tapi setidaknya sudah usaha. Banyak mahasiswa tidak sadar kalau
proposal KKP yang disediakan oleh kampus adalah tiket gratis untuk masuk ke
dalam perusahaan ternama hingga perusahaan yang dicita-citakan. Memang KKP ada
masanya, setelah selesai kita harus meninggalkan perusahaan tersebut. Tapi saat
kita melakukan KKP di sebuah perusahaan, sebenarnya kita sedang mencuri start.
Salah
senior saya ada yang melakukan KKP di sebuah stasiun televisi. Luar biasanya,
saat ini dia telah bekerja di stasiun televisi tersebut. Sering dia mem-posting
foto-fotonya saat bertemu artis. Bayangkan, semua hanya berawal dari KKP. Hal
yang sama terjadi pada anak teman kerja saya yang bercerita kalau anak
perempuannya yang dulu KKP di kantor pajak, kini malah ditawari untuk bekerja
di sana. Demikian pula anak anak SMA dan SMK yang dulu Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di toserba tempat saya bekerja. Saat ada penerimaan karyawan, malah
bagian personalianya menyuruh mereka untuk memasukan lamaran untuk nanti
diproses dan diterima bekerja.
Tentu
semua itu adalah efek dari yang namanya KKP dan PKL saat kita masih menempuh
pendidikan, entah itu SMA sederajat atau kuliah. Kalau selama numpang KKP atau
PKL di sebuah perusahaan kita menunjukkan loyalitas dan totalitas, yang ada
bukan kita yang nyari kerja, tapi kitalah yang lebih dulu di-booking oleh
perusahaan tersebut. Dari contoh sederhana ini seharusnya kita tak menyia-nyiakan
kesempatan untuk KKP.
2.
Kesempatan untuk Menambah Relasi yang Mendatangkan Rekomendasi
Mungkin
kita sudah biasa mendengar kata relasi. Tapi banyak yang tidak sadar, bahwa
relasi bukan cuman untuk gaya-gayaan karena punya banyak teman. Relasi
mendatangkan rekomendasi. Dosen saya pernah bercerita bahwa kebanyakan mereka
yang diterima bekerja bukan karena kegagahan dan isi otaknya, melainkan karena
adanya orang dalam, relasi yang mendatangkan rekomendasi.
Selama
saya melamar kerja, rasanya semua karena bantuan relasi. Hanya satu dua yang
hasil melamar sendiri. Bahkan saya pernah melamar kerja di sebuah perusahaan
tapi tidak diterima, Lalu teman saya memberi tahu bahwa dia memiliki teman di
perusahaan yang sudah menolak saya itu lalu meminta agar saya menitipkan surat
lamaran saya kepada dia lalu dia akan menitipkanya pada temanya itu. Hasilnya?
Saya diterima.
Ada
banyak contoh yang saya lihat bagaimana kekuatan relasi yang mendatangkan
rekomendasi ini dapat membukakan jalan bagi kita yang tengah mencari kerja.
Bukan berarti kalau melamar tanpa relasi tak akan dapat kerja. Tapi di situlah
manfaat KKP, kita akan mengenal banyak pelaku di dunia kerja. Minta nomor
handphone-nya dan titipkan lamaran kita saat mereka membuka lowongan kerja.
Apalagi perusahaan yang masih kental kekeluargaanya, atau statusnya perusahaan
keluarga, sudah dipastikan satu keluarga ada yang bekerja di sana semua. Kenapa
itu bisa terjadi? Tentu karena rantai relasi yang selalu siaga menempatkan kenalanya
saat sebuah lowongan dibuka.
3.
Biar Paham kalau Dunia Kerja dengan Dunia Kampus Itu Beda Banget!
Kalau
di kampus kita bakal ketemu teman sebaya yang bisa diajak ketawa-ketawa, jangan
harap bakal nemuin yang sama di dunia kerja. Malahan kampus sesungguhnya itu ya
dunia kerja, karena di sana kita bakal ditempah secara emosi dan karakter.
Kalau di kelas kamu kritis dan pendebat ulung, lalu bisa mengeksplorasi suatu
topik untuk kemudian menunjuk tangan dan memberi pendapat, jangan harap itu
berlaku di dunia kerja. Mau sejago apa pun pengetahuan kamu tentang politik,
saat kamu KKP di perusahaan semen, satu-satunya hal yang perlu kamu lakuin
adalah menghapal jenis produk, proses distribusi, cara menjual, stock barang,
tergantung kamu KKP di posisi apa.
Kita
dikasih materi dan pengenalan produk perusahaan itu, lalu kita mengerjakan
jobdesk yang sudah digariskan.Jadi saat KKP kita belajar disiplin dan
mengerjakan hal-hal yang ada hubunganya dengan perusahaan, lain dari itu
hanyalah sebuah selingan. Itu sebabnya dengan melaksanakan KKP dengan baik kita
tak akan terkaget-kaget ketika kelak bekerja. Mentalnya sudah ada. Kita jadi
tahu bahwa kadang-kadang hal yang terdengar begitu kental standard operating
procedure-nya (SOP) ternyata pada praktik di lapanganya tidak terlaksana.
Nah,
hal-hal beginilah yang bakal banyak kita pelajarin saat KKP. Jadi, bukan
sekedar nulis laporan. Tapi kita juga belajar memahami ritme dalam dunia kerja.
Belajar diketawain karena belum tahu apa-apa, belajar menerima saat
ditunjuk-tunjuk dan belajar untuk jadi seorang pekerja profesional.
Tentu
masih banyak lagi manfaat yang bisa dipetik jika kita melaksanakan KKP atau PKL
dengan baik. Tapi saya yakin tiga hal di atas sudah cukup untuk mengubah
keengganan kita dan melihat kegiatan magang ini sebagai sebuah peluang yang mendatangkan
berbagai keuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar